MENYUSUN BUSINESS IMPACT ANALYSIS UNTUK KEBERLANGSUNGAN PROSES BISNIS

Business Impact Analysis

ABSTRAK

Bencana dapat berdampak luas bagi sebuah perusahaan/organisasi baik secara finansial atau pun non-finansial, sehingga dibutuhkan sebuah rancangan untuk keberlangsungan bisnis. Salah satu faktor penting dalam membuat rancangan keberlangsungan bisnis adalah penyusunan Business Impact Analysis (BIA). Dengan BIA perusahaan dapat melakukan analisis dan identifikasi terhadap proses bisnis utama yang memungkinkan sebuah perusahaan/organisasi yang dapat memitigasi dampak kerusakan/kerugian di sisi finansial atau pun non-finansial.

PENDAHULUAN

Business Impact Analysis merupakan langkah awal untuk perencanaan keberlangsungan bisnis. ISO 22317:2015 yang merupakan standar internasional mengenai Business Impact Analysis memiliki tujuan sebagai berikut:

  1. Menyediakan panduan perencanaan hingga pelaporan dampak bisnis.
  2. Membantu organisasi untuk menerapkan analisis dampak bisnis sesuai dengan standard internasional serta praktik yang baik.
  3. Menyelaraskan analisis dampak bisnis dengan program Business Continuity Management (BCM).

Tujuan di atas adalah sebagian dari tujuan yang ada pada ISO 22317:2015. Penulis hanya mengambil sebagian dengan harapan agar lebih mudah dipahami serta ditangkap maksud dan tujuannya. Tentunya implementasinya dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dari sebuah perusahaan/organisasi sesuai dengan ruang lingkup yang disepakati.

 

Baca Juga: Penetration Testing, Bagaimanakah Cara Kerjanya?

Aspek-aspek perancangan Business Impact Analysis di perusahaan/organisasi

Perusahaan/organisasi sangat menghindari bencana atau pun kejadian yang tidak bisa dikendalikan. Business Impact Analisis dapat menjadi langkah awal untuk memitigasi kejadian di luar kendali dengan memproyeksikan dampak bisnis yang sudah di analisis dan di identifikasi sebelumnya.  Berikut proses Business Impact Analysis:

proses Business Impact Analysis

Sumber: ISO 22317:2015

Terdapat beberapa klasifikasi fase yang dibedakan oleh penulis. Fase 1 merupakan tahap inisiasi. Fase 2 merupakan tahap perancangan dimana proses pada fase ini terus berputar hingga manajemen menyetujui hasil dari BIA yang sudah final. Serta fase 3 merupakan lanjutan dari proses BIA yaitu penyusunan strategi untuk BCM.

Contoh implementasi BIA

Pada penjelasan kali ini penulis mencoba untuk mencontohkan implementasi BIA secara umum.

Ruang Lingkup: Managed Service

Fungsi Bisnis Proses Bisnis Klasifikasi Pemilik/PIC Dampak MTD RTO RPO Kategori
Managed Service Memberikan dukungan secara menyeluruh demi kelancaran operasional IT perusahaan sehingga bisa terbebas dari gangguan Infrastruktur Tim IT Finansial / Non – Finansial 1 Hari 6 Jam 3 Jam Kritikal
Aplikasi
Email & Layanan Website

Sumber: Hasil pemikiran penulis

Tabel di atas merupakan gambaran secara umum rancangan BIA dimana terdapat butir-butir yang diambil oleh penulis dari ISO 22317:2015 sebagai referensi. Hasil di atas dapat disesuaikan atau pun dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan/organisasi untuk melakukan implementasi BIA.

MTD

(Maximum Tolerable Downtime)

Jangka waktu maksimal yang diterima oleh organisasi terhadap suatu layanan/aktivitas/sumber daya boleh tidak beroperasi akibat bencana
RTO

(Recovery Time Objective)

Waktu maksimal yang ditoleransi oleh organisasi untuk memulihkan suatu layanan/aktivitas/sumber daya
RPO

(Recovery Point Objective)

Durasi waktu yang diterima oleh perusahaan/organisasi terhadap data yang hilang akibat bencana

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas, sebuah perusahaan/organisasi direkomendasikan untuk menyiapkan BIA sebagai langkah awal mitigasi bencana atau pun kejadian di luar kendali. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap proses bisnis yang dilakukan dan menjamin proses tersebut dapat terus berjalan dengan efektif dan efisien baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

Implementasi BIA dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan risiko atau pun proses bisnis yang ada. Perusahaan/organisasi dapat menggunakan standar internasional yaitu ISO 22317 sebagai referensi perancangan dan penyusunan BIA untuk mendapatkan praktik terbaik dalam implementasinya.

Business Impact Analysis

Yuk Ikuti kelasnya 

Business Impact Analysis

Rate this post

Bagikan:

[yikes-mailchimp form=”2″]

× Apa yang bisa kami bantu?