Hackers Menyasar Jasa Asuransi Kesehatan

Empat dari lima institusi kesehatan di AS mengaku bahwa sistem TI mereka sering diserang oleh hackers. Hal itu diungkapkan oleh mereka dalam survei yang diadakan oleh KPMG. Dari sekitar 223 eksekutif penyedia asuransi kesehatan yang disurvei oleh KPMG, sekitar 80 persen di antaranya mengungkapkan bahwa mereka seringkali diserang oleh hackers. Dalam survei yang dirilis dengan judul Healthcare and Cyber Security, institusi kesehatan mengungkapkan apa saja yang menjadi kekhawatiran mereka.

Mereka yang disurvei oleh KPMG mengatakan bahwa infeksi malware dan pelanggaran terhadap standar HIPAA (Health Insurance Portability and Accountability Act) adalah dua kekhawatiran terbesar institusi kesehatan. Survei tersebut merilis juga ancaman siber terbesar di industri mereka. Berdasarkan klasifikasi ancaman kerentanan pada keamanan data, sekitar 65 persen responden mengatakan bahwa ancaman eksternal adalah prioritas utama mereka.

Sedangkan 48 persen di antaranya mengatakan bahwa berbagi data dengan pihak ketiga adalah ancaman terhadap keamanan data organisasi. Adapun 35 persen responden yang disurvei oleh KPMG mengatakan bahwa ancaman dari dalam dan kerentanan jaringan wireless adalah aspek yang perlu diperhatikan. Sedangkan 27 persen responden mengatakan bahwa mereka cukup khawatir keamanan firewall mereka tidak dapat membendung penetrasi dari hackers.

Isu keamanan informasi pun menjadi salah satu isu penting yang tidak luput dari perhatian survei tersebut. Institusi keamanan melihat bahwa infeksi malware (67%) adalah permasalahan utama mereka. Sedangkan beberapa di antaranya melihat bahwa pelanggaran terhadap standar HIPAA (57%) adalah risiko terbesar yang harus dihadapi. Adapun beberapa eksekutif menyatakan bahwa insider threat (40%) adalah ancaman terbesar, kerentanan pada peralatan medis (32%) dan peralatan TI yang menua (31%).

Industri asuransi kesehatan menjadi isu yang tidak boleh dilewatkan khususnya dalam masalah keamanan informasi. Anthem dan Premera Blue Cross adalah dua perusahaan penyedia asuransi terbesar di AS yang harus mengalami masalah keamanan siber. Kedua perusahaan tersebut diretas oleh hacker yang mengakibatkan bocornya 80 juta data nasabah. Selain harus menanggung risiko finansial, baik Anthem dan Premera Blue Cross harus menghadapi risiko legal terutama tuntutan dari nasabahnya dan penyelewengan standar HIPAA.

Sumber: ciso.co.id

Rate this post

Bagikan:

[yikes-mailchimp form=”2″]

× Apa yang bisa kami bantu?