Wikileaks membeberkan email rahasia antara pejabat tinggi di Boeing dan grup Hacking Team yang menginginkan adanya inovasi pesawat tanpa awak atau drone untuk menjadi media peretasan komputer. Organisasi besutan Julian Assange itu mengatakan bahwa mereka mendapatkan email rahasia tersebut beberapa hari setelah Hacking Team diretas oleh orang tidak dikenal. Hacking Team adalah kelompok yang mendapat hujatan dari penggiat privasi Internet karena menjual alat spionase siber pada negara opresor hak asasi manusia.
Berdasarkan email rahasia itu, Boeing menginginkan drone tidak hanya menjadi pesawat mata-mata ataupun alat untuk menjatuhkan bom. Dalam surat tersebut, Boeing berupaya agar drone dapat menjadi alat untuk meretas komputer musuh yang tidak terjangkau secara fisik oleh militer AS ataupun tentara siber. Selanjutnya,drone tersebut dijadikan alat untuk menyusup ke wilayah musuh dan masuk ke dalam jaringan wireless serta mengirimkan malware yang dapat melumpuhkan komputer lawan.
Di dalam email yang disebarkan oleh Wikileaks, drone tersebut dipasang network injector yang berfungsi sebagai alat bagi drone untuk masuk ke dalam jaringan komunikasi Internet musuh. Pada akhirnya, drone tersebut akan digunakan oleh militer AS untuk masuk ke dalam negara yang mendukung organisasi terorisme semacam Al-Qaeda. Melansir dari Washington Post, militer AS bisa saja melakukan pelacakan terhadap komputer Al-Qaeda. Hanya saja hal itu dapat menghabiskan banyak waktu.
Salah satu solusinya adalah melengkapi drone yang biasanya digunakan sebagai alat mata-mata menjadi pesawat yang dapat melakukan penyusupan di jaringan komunikasi Internet teroris. Peneliti seperti Collin Anderson mengatakan bahwa diubahnya drone menjadi alat penyusup sama efektifnya seperti militer AS yang melakukan surveillance pada jaringan Internet dunia. “Satu hal yang perlu dilakukan militer adalah mereka hanya menyusup di dalam jaringan komunikasi dan melakukan surveillance,” papar Anderson.
Menanggapi isu tersebut, Hacking Team mengatakan bahwa mereka tidak sedang berbisnis dengan Boeing. Begitupun sebaliknya. Boeing tidak berkomentar apapun terkait email rahasia yang dirilis di Wikileaks. Hanya saja Boeing tidak menyangkal bahwa teknologi drone yang diubah menjadi alat surveillance sangat menjanjikan dan memiliki potensi bisnis yang besar.
Sumber: ciso.co.id