Jakarta – Sekitar dua tahun yang lalu, ketika pertama kalinya Google Glass diperkenalkan secara luas ke publik, riuh rendah menyambut kehadirannya. Kini gegap gempita wearable gadget ini berganti suara sunyi.
Dimulai dari salah satu pendiri Google Sergey Bin yang mulai tak memakai Google Glas di acara-acara yang mendapatkan banyak sorotan. Lalu kemudian, pengembang aplikasi ini yang meninggalkan Google Glass.
Menurut laporan, banyak developer dan pengguna awal Glass sudah mulai kehilangan minat untuk mengetest produk yang dibanderol USD 1.500 tersebut. Walaupun Google secara tegas mendorong Glass tetap hadir di pasaran.
Bukti bahwa Google Glass kehilangan magisnya adalah sembilan dari 16 developer yang mengembangkan aplikasi di kacamata pintar ini berhenti mengerjakan proyek tersebut.
Memang masih banyak pengembang yang bekerja untuk Google Glass, namun itu sebagian besar berasal dari developer terkemuka, sebut saja Facebook dan OpenTable. Malahan Twitter adalah pengembang yang membelot.
Alasan klasik tentu saja menjadi masalah mengapa para pengembang mulai meninggalkan Google Glass sehingga membuatnya menjadi tak jelas. Karena sedikitnya gadget ini beredar di pasaran.
“Jika ada 200 juta Google Glass dijual, itu akan menjadi perspektif yang berbeda. Masalahnya itu tidak ada sebanyak pasar pada saat ini,” kata Tom Frencel, Chief Executive dari Little Guy Games, seperti dikutipdetikINET dari Reuters, Senin (17/11/2014).
Tak berhenti sampai di situ, ada desas-desus menyebutkan dalam enam bulan terakhir, sejumlah karyawan kunci di Google Labs yang mengerjakan Google Glass mengundurkan diri.
Beberapa karyawan yang keluar itu tersebutlah tim pengembang Babak Parviz, Chief Electrical Engineeering Adrian Wong dan Director of Developer Relations Ossami Alami.
Selain para karyawan, disebut juga para investor yang tergabung dalam sebuah konsorsium menarik dananya dari proyek ini. Walau tak disebut secara gamblang, setidaknya nama Kleiner Perkins Caufield dan Byers and Anreessen Horowitz kini sudah tak ada lagi di laman Google Glass.
Fakta ini boleh dibantah oleh Brin yang mengataka bahwa Google Glass masih terus dikembangkan. Malahan dia baru saja memakainya saat berwisata ke pantai.
“Kami selalu bersemangat untuk membentuk dan menyalurkan energi kami untuk kesempatan dalam membuat wearable dan Glass salah satunya,” elak Head of Bussine Operations Google Glass Chriss O’Neill.
Sumber: inet.detik.com