Code4Nation, sebuah forum teknologi informasi (TI), bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/jasa Pemerintah (LKPP), dan Indonesia Corruption Watch (ICW) mengadakan kompetisi Hackathon Merdeka 3.0.
Acara ini merupakan wadah bagi para pemogram TI untuk mengambil peran dalam menyelesaikan persoalan bangsa melalui teknologi informasi.
Ketua Acara Hackathon Merdeka 3.0, Sely Martini mengatakan bahwa Indonesia tidak kekurangan taleta TI yang berpotensi memanfaatkan keterampilannya untuk pemberantasan korupsi dan kesejahteraan rakyat.
“Terlebih lagi korupsi telah menjalar di banyak sektor dan pemberantasannya memerlukan peran serta banyak pihak,” ujarnya di Gedung LKPP, Jakarta Selatan, Sabtu (5/12).
Hackathon tahun ini akan diadakan serentak di 12 negara, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Jepang, Australia, Taiwan, Belanda, Jerman, Korea Selatan, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat. Telah ada 720 peserta yang terbagi dalam 270 tim yang telah mendaftar acara ini.
“Diselenggarakan lintas negara, Hackathon Merdeka 3.0 bisa jadi merupakan hackathon pertama di dunia yang diadakan serentak di belasan negara,” kata Sely.
Mengangkat tema antikorupsi, ujar Sely, programer TI akan membangun suatu sistem TI yang diharapkan dapat membantu menyelesaikan persoalan korupsi di Indonesia. Para pemrogram tersebut akan dihadapkan dengan sejumlah isu korupsi yang banyak muncul, seperti korupsi dalam pelayanan publik dan peradilan.
Lebih jauh Sely menjelaskan, melalui acara ini, diharapkan tercipta sistem TI yang dapat berkontribusi positif dalam pemberantasan korupsi. Para programer juga dapat mengadopsi ide atau sistem antikorupsi yang telah sukses dilaksanakan di negara lain untuk diterapkan di Indonesia, misalnya suatu sistem yang dapat meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan.
Hackaton Merdeka 3.0 menjadi sebuah contoh dan model demokrasi dari Indonesia di mana warga, dalam hal ini komunitas TI, dapat berkontribusi lebih banyak untuk pemerintah.
“Masyarakat Indonesia di dunia, di mana pun, ingin berkontribusi untuk memberantas korupsi. Di mana pun mereka berada tetap mencintai bangsanya,” kata Sely.
Sementara itu, Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki berpendapat bahwa acara semacam ini sangat penting untuk terus dihidupkan.
“Waktu saya dulu menyiapkan ICW, dalam bayangan kami pemberantasan korupsi butuh waktu yang banyak. Makanya, gerakan, jaringan, dan metode pemberantasan korupsi harus dilembagakan dan dibangun,” ujar Teten.
Menurut Teten, dengan teknologi, sekarang ini partisipasi publik bisa diperkuat, misalnya media sosial yang telah menjadi sangat penting.
“Sekarang saya ada di pemerintahan. Setelah saya lihat, (pemberantasan korupsi) memang tidak mudah. Yang berupaya memberantas korupsi pasti dikeroyok,” katanya.
“Saya kira cara Hackathon dengan melibatkan teman-teman hacker di berbagai negara itu sangat penting. Dan ini anak-anak muda yang peduli bangsa. Jadi ada harapan,” ujarnya.
Sebelumnya, code4nation telah mengadakan Hackathon Merdeka 1.0 dan 2.0. Acara tersebut telah memecahkan rekor sebagai hackathon terbesar di dunia dengan lebih dari 1.700 peserta.
Presiden Joko Widodo bahkan mengapresiasi penyelenggaraan acara tersebut dan mengajak kementerian terkait untuk membangun aplikasi yang dihasilkan para pemrogram. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi para pemrogram TI sangat dibutuhkan.
Sumber berita: cnnindonesia.com
Sumber foto: blog.firmanazhari.com