Pemerintah AS telah memberlakukan 30-days cyber security prints, yaitu sebuah program untuk memperkuat keamanan siber lembaga pemerintahan federal pasca insiden peretasan Office of Personal Management (OPM). Tidak hanya itu saja, pemerintah AS akan mencoba membangun dialog dengan Tiongkok terkait untuk mengetasi permasalah tersebut. Pejabat teras AS yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa hacker yang berasal dari Tiongkok adalah aktor utama di balik peretasan OPM.
Peretasan OPM itu benar-benar menyita perhatian analisis dan praktisi. Pasalnya, sekitar 4 juta data pegawai federal AS berhasil dicuri dan berpotensi untuk dijadikan data intelijen. Data tersebut berpotensi pula digunakan pelaku scamming untuk menipu 4 juta pegawai AS. Beberapa analis mengatakan bahwa tuduhan yang dialamatkan oleh pemerintah AS terhadap Tiongkok itu terlalu dini. Pasalnya, Tiongkok bukanlah Korea Utara yang memiliki kapabilitas di bawah Tiongkok.
Negara tirai bambu itu memiliki kekuatan ekonomi yang kuat. Hingga saat ini, AS masih tergantung sepenuhnya pada kelangsungan perekonomian Tiongkok. Ancaman dan tuduhan yang dialamatkan pada Tiongkok justru akan memperburuk hubungan kedua negara. Tiongkok mampu menjadi stabilitator di tengah perekonomian dunia yang sempat terganggu akibat krisis hipotek yang terjadi di AS tahun 2008 lalu.
Untuk mengatasi ketegangan itu, AS berusaha untuk menurunkan tensi dengan mengajak dialog Tiongkok di meja perundingan. US-Sino Dialog rencananya akan dihadiri oleh John Kerry sebagai sekretaris negara dan Jacob Lew, Menteri Keuangan AS serta Wakil PM Tiongkok Wang Yang dan Penasihat Negara Yang Jiechi. Pemerintahan Obama sendiri telah paham bahwa militer Tiongkok pernah terlibat dalam spionase siber yang bertujuan mencuri kekayaan intelektual.
Dialog tersebut pada intinya akan membahas tentang rencana investasi ekonomi. Walaupun begitu, dialog tersebut akan disisipkan dengan rencana pembahasan isu cyber security. Terkait dengan isu cyber security itu, di antara kedua masih terjadi deadlock. Pertama adalah Tiongkok membantah semua tuduhan pemerintah AS yang mengatakan bahwa mereka terlibat di balik peretasan OPM.
Hal kedua adalah Tiongkok mengatakan bahwa pemerintah AS mengancam cyber security mereka dengan terkuaknya dokumen Snowden yang membeberkan spionase siber negara tersebut di seluruh dunia. Bagi pemerintah AS sendiri, US-Sino Dialog itu diperlukan untuk meredakan ketegangan di antara kedua negara. Mengingat AS masih tergantung pada perekonomian Tiongkok.
Sumber: ciso.co.id