Kecerdasan Buatan Belum Bisa Gantikan Ponsel Pintar

Di masa depan, diramalkan ponsel pintar akan menggantikan artificial inteligence atau kecerdasan buatan. Namun, kepunahan tersebut mungkin tidak akan sampai ke Indonesia dalam waktu dekat.

Menurut Google Indonesia sepertinya posisi ponsel di tanah air masih belum akan tergantikan oleh kecerdasan buatan yang kini marak dibicarakan.

“Indonesia memiliki jumlah penduduk sekitar 255 juta jiwa, sedangkan penetrasi internet baru mencapai 90 juta jiwa. Ini masih jauh sekali dibandingkan dengan India atau Brazil. Indonesia masih ketinggalan sekitar setahu atau dua tahun di belakang mereka,” ungkap Hengky Prihatna, Country Industry Head Google Indonesia.

Sehingga, Hengky bisa menyimpulkan bahwa masyarakat Indonesia juga sepertinya akan tetap setia dengan ponselnya.

“Lebih dari 50 persen masyarakat Indonesia kini mengakses Google melalui ponselnya, dibandingkan melalui komputer personal,” kata Hengky di sela-sela acara Google Year in Search 2015 (16/12) lalu.

Data pun menunjukkan bahwa terdapat 28 persen pengguna internet di Indonesia yang lebih banyak menggunakan ponsel untuk mengakses internetnya dibandingkan melalui komputer personal.

Bahkan, Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengakses internet melalui ponsel tertinggi kedua di dunia setelah Malaysia.

Google Indonesia pun meramalkan bahwa hingga tahun 2018 mendatang, Indonesia diperkirakan akan menyumbangkan sekitar 110 juta pengguna internet dan ini merupakan jumlah tertinggi ketiga di dunia, di mana China dan India berada di urutan pertama dan kedua dengan kontribusi masing-masing sebesar 490 juta dan 450 juta pengguna internet.

Ponsel telah menjadi bagian penting dalam keseharian manusia. Dari mulai bangun pagi hingga beranjak tidur di malam hari, tangan kita pastinya tidak terlepas dari layar berukuran sekitar 3,5 inci ini.

Google mencatat setidaknya ada 150 kali kontak antara manusia dengan ponselnya dalam sehari dan hal ini disebut ‘micromoments’ atau ‘momen-momen mikro’ dalam ativitas sehari-hari.

“Saat ini kita bukan hanya melakukan hal-hal secara online, namun kita hidup secara online,” ujar Hengky.

Tren kecerdasan buatan yang tengah marak di dunia sepertinya masih membutuhkan waktu untuk bisa menggeser keberadaan ponsel di Indonesia. Pasalnya, Indonesia termasuk ke dalam deretan negara-negara, bersama Malaysia, Singapura, Vietnam, dan China yang memiliki perbandingan pengakses internet melalui ponsel lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mengakses melalui PC. Mengutip dari data Google Indonesia, ini merupakan hal yang unik dan malah berbanding terbalik dengan fakta pengguna internet di negara maju, seperti Australia, Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat yang lebih senang mengakses internet melalui PC.

Hengky yang juga menyebut Google sebagai ‘sahabat’ atau ‘sob’ masyarakat ini menambahkan, “Saya rasa, smartphone masih akan tetap ada di Indonesia untuk ke depannya,” ujarnya.

Sumber berita: cnnindonesia.com
Sumber foto: eclinik.files.wordpress.com

Rate this post

Bagikan:

[yikes-mailchimp form=”2″]

× Apa yang bisa kami bantu?