Kota Pintar, Warganya Juga Harus Cerdas

Smart city tak melulu cuma soal teknologi, itu cuma komponen pendukung utama saja. Untuk benar-benar menuju ke sana, tak cuma kotanya saja yang harus dibikin pintar, tapi warganya juga musti cerdas.

Demikian ditegaskan Wicaksono Sarosa, pakar pengembangan perkotaan. Menurutnya, dunia makin berubah menjadi wajah kota. Hal ini ditandai dengan makin banyaknya penduduk yang tinggal di perkotaan.

Pun demikian dengan Indonesia, tanpa disadari telah menjelma menjadi urban nation. Pasalanya lebih dari 50% penduduk Indonesia hidup dan tinggal di perkotaan.

Wicaksono mengatakan, transformasi Indonesia menjadi urban nation tidak dapat terelakkan. Pasalnya urbanisasi pasti akan terjadi. “Tidak mungkin dicegah. Terjadinya pun sangat cepat,” ujarnya saat berbicara di Forum Perkotaan Transformasi Perkotaan 2015 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.

Seiring meningkatnya urbanisasi, banyak masalah yang akan timbul. Hal ini menjadi tantangan bagi pihak pemerintah beserta warganya. Pasalnya kondisi tersebut bisa menciptakan peluang bagi perkembangan peradaban termasuk munculnya inovasi dan teknologi.

Menurut pria yang tercatat sebagai dosen Perencanaan Kota dari Trisakti ini sejarah peradaban manusia menunjukkan adanya hubungan erat antara kota, manusia dan teknologi. Sejak pertama kali terbentuknya kota, teknologi selalu memiliki peran.

Ia mencontohkan saat revolusi industri terjadi. Teknologi telah memunculkan pusat-pusat industri yang kemudian berakibat pada pemisahan fungsi tinggal dan fungsi kerja dalam tata ruang kota.
“Saat ini, kita tengah berada di revolusi digital yang memunculkan smart city. Dengan pemanfaatan teknologi pada tata kelola kota, maka menciptakan smart goverment, smart infrastructure, smart building, smart healthcare hingga smart citizen,” ujarnya.

Bicara mengenai konsep smart city, menurut dia, tidak hanya soal tersedianya WiFi di ruang publik atau memiliki website. Namun lebih dari itu, karena banyak implikasinya di banyak bidang.

Ia mendefiniskan smart city sebagai kota yang memanfaatkan teknologi digital atau ICT untuk memperbaiki kinerja kota sehingga mencapai tujuan sosial, ekonomi dan lingkungan.

“Kota cerdas yang penting sebenarnya bagaimana teknologi dimanfaatkan untuk mencapai tujuan kelayakhunian dan berkelanjutan. Kita tidak boleh dikuasai teknologi. Tapi sebaliknya, kita yang harus mengusai teknologi,” tegas pria yang pernah tercatat sebagai Direktur Eksekutif Urban & Regional Development Institute ini.

Smart city butuh warga yang cerdas pula. Jika kita mengadopsi teknologi yang kemudian membuat kita ketergantungan terhadap penyuplai teknologi. Maka kita bukan warga yang cerdas,” tandasnya.

Sumber: inet.detik.com

Rate this post

Bagikan:

[yikes-mailchimp form=”2″]

× Apa yang bisa kami bantu?