Pesan Instan: Tak Dipercaya Tapi Bikin Ketergantungan

Sebagian besar pengguna internet menganggap saluran komunikasi online kurang dapat diandalkan. Namun ironisnya, mereka masih tetap menggunakannya secara teratur, termasuk untuk membahas topik pribadi.

Menurut hasil penelitian Kaspersky Lab dan B2B International, pengguna menganggap foto di layanan pesan instan sebagai alat komunikasi online yang paling tidak bisa diandalkan karena 70% responden melihatnya sebagai alat komunikasi yang tidak aman.

Sementara 62% tidak mempercayai mobile (termasuk sosial) instant messenger, 61% tidak mempercayai panggilan VoIP secara online, dan 60% tidak percaya layanan video chat.

Namun pada saat yang sama, responden mengatakan bahwa sosial media messengers (37%), mobile messengers (25%) dan panggilan internet (15%) sebagai tiga tools teratas yang paling sering digunakan untuk berkomunikasi secara online.

Menariknya, pria melakukan panggilan suara melalui internet lebih sering daripada perempuan (17% vs 14%), sementara wanita menggunakan jaringan sosial lebih sering (41% vs 35%). Menurut responden, alat komunikasi ini tidak hanya digunakan di rumah tetapi juga di tempat-tempat umum – di kantor dan saat bepergian.

Selain itu, 17% dari mereka yang disurvei mengatakan bahwa mereka pernah berbagi foto atau klip video yang sensitif melalui alat komunikasi elektronik setidaknya sekali. Hal ini lebih sering terjadi pada pria (21%) dibandingkan perempuan (13%).

Semakin muda pengguna, semakin sering mereka mengirim file yang bersifat pribadi melalui web — proporsi terbesar responden (23%) yang mengatakan mereka telah melakukannya adalah pada kelompok usia 24 atau lebih muda.

Temuan-temuan ini dikonfirmasi oleh hasil kuis cyber savvy di mana 35% mengatakan bahwa mereka bertukar informasi pribadi melalui aplikasi apapun yang tersedia bagi mereka.

Bahkan 13% di antaranya melangkah lebih jauh, dengan mengatakan bahwa mereka bersedia menggunakan perangkat apapun yang tersedia untuk dapat melakukannya (11% wanita vs 15% pria dan hampir 18% dari anak muda). Hanya 28% mengatakan mereka tidak mendiskusikan masalah pribadi secara online (31% wanita vs 26% laki-laki dan hanya 17% pengguna yang berusia 24 tahun).

“Tentu saja, kami tidak menganjurkan orang-orang harus berhenti menggunakan online messengers. Namun, kehati-hatian sangatlah diperlukan saat mengirim informasi melalui internet,” kata Elena Kharchenko, Head of Consumer Product Management Kaspersky Lab.

Misalnya, Anda tidak seharusnya membicarakan topik yang sangat rahasia pada halaman web, karena internet ingat semuanya. Dan juga tidak seharusnya Anda terhubung ke saluran komunikasi yang dikenal tidak aman, seperti jaringan WiFi publik, karena informasi tersebut dapat dicegat.

“Hal ini juga penting untuk dipahami oleh pengguna agar berhati-hati ketika memilih alat online untuk komunikasi pribadi, dan hanya menggunakan perangkat yang dilindungi secara handal oleh password dan solusi keamanan internet,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (25/11/2015).

Sumber berita: detik.com
Sumber foto: static.thetechjournal.net

Rate this post

Bagikan:

[yikes-mailchimp form=”2″]

× Apa yang bisa kami bantu?