Raup Ratusan Miliar, Hacker Cuma Dihukum 2 Tahun Penjara

Seorang pria asal Latvia diadili di pengadilan federal, Manhattan, Amerika Serikat. Ia mengakui terlibat dalam aksi penyebaran virus komputer yang menyebabkan kerugian lebih dari USD 10 juta atau sekitar Rp 140 miliar.

Nama pria itu adalah Deniss Calovskis, 30 tahun, mengaku terlibat dalam aksi pembobolan komputer. Ia adalah orang yang menulis beberapa baris kode yang membuat virus Gozi menjadi sangat berbahaya.

“Aku tahu apa aku lakukan itu melanggar hukum,” ujar Calovskis di hadapan para juri. Virus Gozi yang dibuatnya itu disebut sebagai salah satu virus dengan dampak paling berbahaya di bidang ekonomi dalam sejarah.

Ia ditangkap di Latvia pada bulan November 2012, dan kemudian diekstradisi ke AS pada bulan Februari lalu. Calovskis memilih untuk mengakui kesalahannya dan menerima hukuman selama dua tahun, bukan 67 tahun seperti yang diajukan pada tuntutan awal.

Virus Gozi pertama ditemukan pada tahun 2007. Virus ini mencuri informasi rekening bank dari pemilik komputer yang terinfeksi, dan parahnya virus ini nyaris tak bisa terdeteksi, dikutip dari Reuters, Senin (7/9/2015).

Gozi menyamar sebagai dokumen PDF, sehingga tak membuat orang curiga. Namun ketika dokumen itu dibuka, secara otomatis Gozi akan menginstal software yang rumit untuk mengumpulkan nomor rekening, username, password, dan berbagai data pribadi lainnya.

Saat pihak berwenang AS mulai melakukan proses hukum untuk orang-orang yang ada di balik virus Gozi, ada jutaan komputer di seluruh dunia yang terinfeksi. 40 ribu di antaranya ada di AS, termasuk 160 komputer milik National Aeronautics and Space Administration (NASA).

Tuduhan untuk Calovskis sendiri mulai diungkap oleh AS pada bulan Januari 2013. Setelah AS melakukan proses hukum terhadap Nikita Kuzmin — seorang pembuat virus asal Rusia — dan Mihai Ionut Paunescu, seorang berkebangsaan Rumania yang dianggap menjalankan layanan untuk mendistribusikan virus ini.

Jaksa Penuntut Umum menyatakan Kuzmin adalah otak dari operasi ini, mulai menggarap Gozi sejak tahun 2005. Ia pun menyewakan virus ini kepada penjahat cyber lain, agar mereka juga bisa mencuri uang dari bank.

Kuzmin sendiri ditangkap pada tahun 2010, dan kemudian mengaku bersalah di pengadilan pada bulan Mei 2011. Sementara Paunescu ditangkap di Rumania pada Desember 2012, dan hingga kini belum diekstradisi ke AS.

Sumber: detik.com

Rate this post

Bagikan:

[yikes-mailchimp form=”2″]

× Apa yang bisa kami bantu?