RSA Conference 2015, Event Besar Praktisi Keamanan Informasi

RSA Conference 2015 untuk wilayah Asia-Pasifik kembali diadakan di Marina Bay Sands Convention Centre, Singapura. Gelaran yang ditujukan untuk kalangan praktisi keamanan informasi ini adalah satu event yang cukup besar. Umumnya, RSA Conference selalu diadakan di San Fransisco, AS. Akan tetapi untuk kali ini, RSA Conference diadakan di Singapura untuk merangkul para praktisi keamanan informasi khususnya di wilayah Asia-Pasifik. Hal ini tidak terlepas dari semakin berkembangnya pertumbuhan ekonomi dan teknologi di wilayah tersebut.

Amit Yoran selaku Presdir RSA memberikan beberapa kata sambutan dalam pembukaan RSA Conference 2015 ini. Sebagai salah satu pelaku dan praktisi keamanan informasi, Amit mengatakan bahwa kondisi keamanan siber di dunia saat ini sudah timpang. “We are outgunned by the cyber criminal,” kata Amit dalam sambutannya. Ia mengatakan bahwa penjahat siber saat ini sudah selangkah lebih maju sehingga para praktisi khususnya di organisasi atau korporasi harus mengubah pola pikir mereka.

“Kita harus selangkah lebih maju ketimbang mereka,” tandas Amit. Menurutnya, mengubah pola pikir tidaklah mudah. Namun keadaan akan menjadi semakin sulit jika organisasi tidak mau mengubahnya. Amit menjelaskan bahwa ancaman paling besar adalah ancaman yang tidak diketahui oleh organisasi. Sehingga, menurut pandangan Amit, organisasi perlu melangkah jauh dari apa yang sudah mereka ketahui.

Amit menuturkan bahwa ada lima prinsip yang dapat digunakan oleh organisasi untuk menangkal serangan siber saat ini. Yaitu:

  • Teknologi keamanan saat ini masih sangat rentan terhadap serangan. Amit menjelaskan bahwa sekuat apapun pertahanan yang sudah dibuat oleh organisasi suatu saat pasti akan disusupi. Oleh karenanya, organisasi harus tetap waspada.
  • Pengamatan yang tajam dan luas. Kesalahan utama tim keamanan saat ini adalah selalu terburu-buru menutup serangan tanpa mengetahui pola dan karakteristik serangan. Organisasi harus melakukan scoping yang sangat luas.
  • Manajemen identitas. Amit menjelaskan bahwa sekitar 95 serangan siber yang berakibat pada kebocoran data dilatarbelakangi oleh pencurian identitas. Manajemen identitas adalah hal paling krusial.
  • Organisasi harus meminimalisir ancaman eksternal. Salah satu poin yang Amit tuturkan adalahthreat intelligence harus memiliki karakteristik machine readable. Fungsinya adalah kecepatan dan kemudahan analisis serangan.
  • Perlu pengembangan security program“Teknologi canggih tidak akan berlaku jika awarenessmanusianya rendah,” kata Amit. Sehingga program pengembangan security awareness harus terus berjalan.

RSA Conference 2015 ini berlangsung mulai dari tanggal 21 Juli hingga 24 Juli 2015 dengan menyajikan berbagai macam isu menarik dari pembicara yang berkompeten di bidangnya.

Sumber: ciso.co.id

Rate this post

Bagikan:

[yikes-mailchimp form=”2″]

× Apa yang bisa kami bantu?