Syrian Electronic Army Retas Situs Militer AS

Setelah sebelumnya 4 juta data pegawai AS yang disimpan oleh Office of Personal Management (OPM) bocor, kini giliran militer AS yang harus mengalami nasib serupa dengan diretasnya situs mereka oleh Syrian Electronic Army. Tentara cyber asal Suriah itu disebut-sebut sebagai salah satu simpatisan Presiden Bashar Al-Assad yang merupakan musuh utama pemerintah AS. Pada hari Senin kemarin waktu setempat, situs Internet militer AS tidak dapat diakses dan mengalami gangguan.

Syrian Electronic Army mengaku bertanggung jawab terhadap peretasan itu. Hal tersebut muncul setelah akun Twitter yang menjadi milik mereka langsung berkicau bahwa mereka adalah aktor di balik insiden itu. Sebelum situs Internet militer AS lumpuh, Syrian Electronic Army sempat meninggalkan pesan pada siapa saja yang mengakses situs tersebut. Pesan tersebut kira-kira dalam bahasa Indonesia berbunyi, “Komandan kalian mengakui bahwa mereka melatih orang untuk mengirimkannya gugur di medan perang.”

Sekitar pukul satu siang waktu setempat, Syrian Electronic Army berkicau di akun Twitternya menanggapi serangan siber tersebut. Kemudian sekitar pukul 3.30 waktu setempat, laman Facebook Fort Braggs menghimbau pada seluruh anggota militer AS untuk tidak mengakses situs Internet militer karena telah terkompromisasi. Mereka menyatakan dalam laman Facebook-nya, “Hindari mengakses situs www.army.mil. Situs Internet lumpuh diduga karena diserang oleh Syrian Electronic Army.”

Pejabat militer AS pun mengiyakan bahwa situs Internet mereka memang lumpuh dan tidak dapat diakses. Walaupun begitu, mereka tidak langsung mengalamatkannya pada simpatisan Bashar Al-Assad tersebut.

“Hari ini, situs militer AS, www.army.mil telah lumpuh,” papar Brigjen Malcolm Frost yang membawahi bidang humas. “Setelah kejadian ini, militer AS langsung mengambil tindakan preventif yang berusaha untuk meyakinkan bahwa tidak ada data ataupun informasi yang hilang akibat insiden ini,” lanjutnya.

Syrian Electronic Army memang terkenal karena reputasinya yang selalu menargetkan instansi ataupun perusahaan dari AS. Salah satu insiden serangan siber paling terkenal adalah ketika organisasi tersebut meretas situs Washington Post. Dengan melakukan pembajakan DNS, Syrian Electronic Army mengalihkan akses pengguna ke situs mereka. Pada tahun 2013 lalu, The Guardian, New York Post dan Forbes sendiri berhasil dijahili oleh mereka. Bahkan Syrian Electronic Army berhasil mencuri akun Twitter Associated Press dan mengirimkan kicauan yang mengatakan bahwa Gedung Putih dibom. Hal itu tentu saja menimbulkan kepanikan di pasar modal AS.

Sumber: ciso.co.id

Rate this post

Bagikan:

[yikes-mailchimp form=”2″]

× Apa yang bisa kami bantu?