Transaksi Bisnis Dengan Instant messaging ? Yakin Aman?

Siapapun saat ini pasti sudah menginstall aplikasi instant messaging untuk melalukan interaksi baik secara personal maupun di dalam group, bahkan kita cukup populer dengan istilah “WAG”.

Apa sih yang dikatagorikan sebagai instant messaging? Secara sederhana dapat dijelaskan sebagai teknologi komunikasi terpadu (teks, suara dan video) secara real time berbasis protokol internet. Jadi, whatsapp, telegram, sjkpe dan sejenisnya termasuk dalam katagori instant messaging.

Berikut adalah beberapa informasi penting yang dapat menjadi referensi bagi para professional IT dan juga jajaran manajemen dalam mempertimbangkan penggunaan instant messaging untuk transaksi ataupun alat komunikasi dalam lingkup bisnis.

Manfaat penggunaan instant messaging (IM) memang masi menjadi kontroversi, hal ini dapat dilihat melalui riset dbawah ini:

  1. IM (instant dapat meningkatkan kolaborasi individu/pegawai dalam sebuah organisasi
  2. Jiika kolaborasi pegawai meningkat, diharapkan produktivitas juga meningkat
  3. Hasil survey perusahaan periset pasar *) thd beberapa organisasi berpegawai 1000 atau lebih:

-74% mengakui produktifitasnya meningkat

-88% khawatir terhadap keamanan

Namun pada akhirnya, 72% perusahaan memutuskan untuk menggunkan IM dengan pertimbangan isu keamanan.

Menariknya, Beberapa fakta hasil survey  terhadap 2400 pekerja dengan kolaborasi tinggi di 17 negara menyatakan kebenaran bahwa 2/3 pekerja menggunakan IM ut urusan kantor dan

1/3 pekerja menggunakan media sosial untuk kantor dan pribadi atau  dengan kata lain meskipun suatu perusahaan melarang penggunaan IM, bukan berarti pegawainya tidak menggunakannya karena kadang kala menggunkan IM jauh lebih cepat saat mengurus pengirman dokumen disposisi, PO ataupun dokumen lainnya  yang bersifat segera dan urgen.

Betul produktif, namun belum tentu aman karena risiko terbesarnya adalah pencurian terhadap kekayaan intelektual (Intelectual Property) termasuk assest data organisasi yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Serangan worms, virus dan trojan yg disebarkan dalam bentuk spam di IM
  2. Pencurian password dan identitas user
  3. Kurangnya ontrol keamanan data dari organisasi secara menyeluruh termasuk sosialisasi kepada karyawan, belum adanya kebijakan keamanan atau implementasi yang belum intens dan juga perangkat pendukung seperti pembuatan enkripsi maupun kunci-kunci pengaman perangkat

Lantas, bagaimana cara pengendalian yang dapat dilakukan. Nah, berikut beberapa tips diantaranya, yaitu:

  1. Mengendalikan secara menyeluruh pengamanan sistem IM. Salah satu caranya dengan menyediakan sendiri layanan IM bagi internal organisasi dan partner tertentu.

Hal ini menjadi sesuatu yang menarik karena ada IM khusus perusahaan yang mana sirkulasi data perusahaan ataupun interaksi diantara karyawan dapat dengan mudah dikontrol.

  1. Menurunkan risiko dg pengawasan terhadap user, IM dapat disetting sedemikian rupa agar melakukan filter terhadap file yg bersifat rahasia yg dikirim ke pihak partner.
  2. M dilengkapi dengan fitur antivirus
  3. iterasi pengguna:

-Penggunaan IM dengan benar

-Pemahaman risiko keamanan

Kesimpulannya adalah Penggunaan IM tidak dapat lagi dihindarkan dari individu/pegawai, maka organisasi harus mampu memastikan pengamanan IM dengan melakukan kontrol menyeluruh sistemnya dan literasi terhadap pengguna.

 

 

Credit to :

Bapak Dr.Hasyim Gautama, CISM, LAC ISO 27001 yang  secara ekslusif memberikan materi kepada IT Governance Indonesia terkait kemanan penggunaan instant messaging di dalam transaksi bisnis.  Selain sebagai ahli keamanan informasi, beliau juga merupakan Kasubdit Layanan Aplikasi Pemerintah Daerah di Instansi Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Rate this post

Bagikan:

[yikes-mailchimp form=”2″]

× Apa yang bisa kami bantu?