United Airlines Diretas, Sistem Jaringan Penerbangan Penuh Kerentanan

Hacker yang memiliki kaitan dengan kasus insiden peretasan Office of Personal Management (OPM) diduga kembali meretas sistem komputer milik maskapai penerbangan United Airlines. Hal tersebut disampaikan oleh pihak maskapai sendiri bahwa mereka mendeteksi adanya intrusi dalam sistem komputer mereka. Hacker tersebut terlibat tidak hanya pada kasus OPM semata tetapi juga insiden yang menimpa lembaga asuransi terbesar AS yaitu Anthem. Dugaan kuat sementara ini mengarah pada negara Tiongkok yang mensponsori peretasan itu.

Juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok di Washington DC langsung membantah bahwa Tiongkok terlibat dalam peretasan United Airlines. “Kami sebalik justru melawan kejahatan siber,” tegas juru bicara tersebut. Hacker tersebut dipastikan berhasil mengambil manifesto perjalanan United Airlines beserta data para penggunanya. Informasi sensitif seperti nama penumpang, rute penerbangan dan data kartu kredit dipastikan bocor akibat insiden itu.

Beberapa media mengutip bahwa United Airlines telah meminta sejumlah pihak terkait untuk melakukan investigasi kebocoran data itu. Walaupun pihak maskapai enggan berkomentar seperti apakah investigasi yang dilakukan oleh mereka. Menurut pendapat para pakar keamanan, peretasan United Airlines terkait dengan aktivitas spionase siber dan teknik peretasannya sangat canggih.

Ken Westin, analis senior dari Tripwire mengatakan bahwa teknik peretasan yang canggih semacam ini pasti melibatkan aktor negara di dalamnya. Menurut pendapat Westin, hacker ataupun grupnya sedang mengincar sesuatu yang besar. “Peretasan United Airlines memiliki tujuan untuk menyusup dan mencari identitas personal warga AS. Tujuannya adalah untuk mengembangkan siapa saja target potensial yang dapat menjadi incaran mereka,” kata Westin.

Adapun Stewart Draper dari Securonix menyatakan bahwa kejadian yang menimpa United Airlines ini sejatinya harus menjadi pelajaran bagi organisasi manapun. “Soalnya Government Audit Organization (GAO) menyatakan mereka sudah memperingatkan seluruh maskapai termasuk Federal Aviation Authority (FAA) bahwa sistem jaringan penerbangan penuh kerentanan,” kata Draper.

“Maskapai penerbangan secepat mungkin harus menyadari bahwa mereka kini adalah target dari serangan siber khususnya hacktivism,” kata Draper. “Dalam dua belas bulan ke depan, FAA harus memprioritaskan dan membenahi keamanan maskapai beserta bandara dari serangan siber yang semakin masif,” lanjutnya.

Sumber: ciso.co.id

Rate this post

Bagikan:

[yikes-mailchimp form=”2″]

× Apa yang bisa kami bantu?