Akhir-akhir ini pasti Anda sering mendengar istilah “Enkripsi”. Istilah ini dianggap penting karena mencerminkan sistem keamanan sebuah device. Sebenarnya bagaimana sejarah dari teknologi enkripsi itu sendiri?
Kata enkripsi berasal dari bahasa Yunani Kryptos, yang berarti tersembunyi atau rahasia. Sebenarnya, kegiatan enkripsi sudah dimulai pada awal 1900 SM, masyarakat Mesir menggunakan hieroglif non-standar untuk menyembunyikan arti dari sebuah prasasti. Saat itu, pesan enskripsi terkadang menggunakan simbol dan angka untuk menyembunyikan pesan sebenarnya.
Di 700 SM, Bangsa Spartan menulis pesan rahasia pada sebuah kulit binatang yang dililitkan dalam sebuah tongkat. Untuk membaca pesan ini, seseorang harus mencari tongkat yang berukuran sama. Lain lagi di Roma, orang-orang Romawi menggunakan metode “Sandi Geser Caesar” ini adalah metode enkripsi paling sederhana yang masih digunakan hingga kini.
Maju ke abad pertengahan, muncul metode baru yakni “Subtitusi Polyaphabetic” yang menggunakan beberapa huruf subtitusi untuk mencegah pemecahan kode secara mudah. Metode ini diaplikasikan ke sebuah alat bernama Enigma yang digunakan Jerman saat perang dunia ke-2.
Barulah di periode 1970-an, teknologi enkripsi mengalami lompatan besar ke depan. Pada 1976, B. Whitfield Diffie dan Martin Hellman memecahkan salah satu masalah mendasar dari kriptografi, yaitu cara aman mendistribusikan kunci enkripsi untuk mereka yang membutuhkannya. Penemuan mereka dinamakan RSA yang merupakan algoritma dalam skema public-key. Demikian seperti dikutip dari Tech Target, Senin (11/4/2016).
Sebelum melihat bagaimana enkripsi bekerja, ada baiknya Anda mengetahui pengertiannya. Secara garis besar, enkripsi adalah konversi data elektronik ke dalam format lain yang disebut ciphertext. Dalam format ini, data tidak akan mudah dipahami kecuali oleh pihak berwenang.
Data mentah yang sering disebut sebagai plaintext, dienkripsi menggunakan algoritma enkripsi dan kunci enkripsi. Proses ini menghasilkan data dalam format ciphertext yang hanya dapat dilihat dalam bentuk aslinya jika didekripsi dengan kunci yang benar.
Sebelum melangkah lebih jauh, Anda harus mengetahui Dekripsi. Proses ini hanyalah kebalikan dari enkripsi, menggunakan langkah-langkah yang sama tetapi membalikkan urutan tombol diterapkan. Algoritma enkripsi hari ini dibagi menjadi dua kategori: simetris dan asimetris.
Algoritma simetris menggunakan kunci yang sama atau rahasia untuk mengenkripsi dan mendekripsi pesan atau file. Dalam sistem simetris, metode yang paling banyak digunakan adalah AES, yang diciptakan untuk melindungi informasi rahasia pemerintah.
Enkripsi simetris jauh lebih cepat daripada metode asimetris, namun pengirim harus bertukar kunci yang digunakan untuk mengenkripsi data dengan penerima sebelum ia dapat mendekripsi itu.
Sedangkan cara asimetris atau lebih dikenal dengan kriptografi kunci-publik. Cara ini menggunakan dua kunci yang berbeda, namun secara matematis masih terkait, satu publik dan satu swasta. Kunci publik dapat dibagi dengan semua orang, sedangkan kunci pribadi harus dirahasiakan. Demikian seperti dikutip dari Tech Target, Senin (11/4/2016).
Sumber Artikel: techno.okezone.com
Sumber foto: static.securityintelligence.com