IT BCP sangat penting bagi bisnis untuk memastikan kelangsungan operasional TI dalam menghadapi bencana alam, serangan siber, atau gangguan teknologi lainnya. Jika terjadi masalah pada TI, maka bisnis dapat mengalami dampak serius, seperti kerugian finansial, kehilangan reputasi, dan hilangnya kepercayaan dari pelanggan.
Di era digital saat ini, sistem teknologi informasi (TI) telah menjadi bagian terpenting di setiap bisnis. TI digunakan untuk banyak hal, mulai dari mengatur, menyimpan, dan memproses data, serta menghubungkan bisnis dengan pelanggan, partner, dan karyawan. Penggunaan TI yang semakin besar dan meluas juga membawa risiko dan tantangan baru bagi bisnis, seperti gangguan jaringan, kegagalan peralatan, serangan siber, bencana alam, dan lain sebagainya.
Definisi IT BCP
IT BCP (Information Technology Business Continuity Planning) adalah proses perencanaan yang melibatkan pengembangan strategi dan rencana aksi untuk memastikan bahwa sistem informasi dan teknologi yang kritis dapat beroperasi dengan terus-menerus atau dapat dipulihkan dengan cepat dalam situasi darurat atau keadaan yang merugikan.
Dan IT BCP bertujuan untuk meminimalkan dampak dari bencana atau kejadian yang tidak terduga seperti serangan siber, kerusakan peralatan, gangguan listrik, atau bencana alam, sehingga organisasi dapat menjaga kelangsungan bisnis dan meminimalkan kerugian finansial yang mungkin timbul akibat dari gangguan tersebut. IT BCP mencakup kebijakan, prosedur, dan tindakan untuk memastikan bahwa infrastruktur TI dan data yang penting untuk bisnis terlindungi dan dapat dipulihkan dengan cepat dalam situasi darurat.
Menurut National Institute of Standards and Technology (NIST), IT BCP adalah “suatu rencana yang mencakup kebijakan, prosedur, dan tindakan yang dirancang untuk memastikan kelangsungan operasional sistem informasi kritis dalam menghadapi bencana alam, serangan siber, atau gangguan teknologi lainnya.”
Lalu ada pendapat lain yang mengatakan IT BCP adalah proses perencanaan yang mencakup pengembangan dan implementasi strategi dan rencana aksi yang dirancang untuk memastikan bahwa bisnis dapat melanjutkan operasi normalnya atau memulihkan operasi dengan cepat setelah terjadi kejadian yang merugikan.”
Sementara itu, menurut Gartner, IT BCP adalah suatu rencana untuk mengurangi risiko gangguan pada operasi bisnis dengan mengidentifikasi potensi kegagalan dan menyusun strategi untuk memulihkan fungsi bisnis yang kritis dalam waktu yang sesingkat mungkin. Kemudian menurut The Business Continuity Institute (BCI), IT BCP adalah proses yang membantu organisasi untuk mengurangi dampak dari gangguan terhadap operasi mereka dengan merencanakan, melatih, dan menguji rencana respon darurat yang dirancang untuk menjaga kelangsungan bisnis yang kritis dan meminimalkan kerugian finansial.
Baca juga : Pentingnya IT Governance untuk Perusahaan Kecil dan Menengah
Pentingya IT BCP Bagi Sebuah Bisnis
IT BCP (Information Technology Business Continuity Planning) adalah suatu strategi yang digunakan untuk memastikan bahwa bisnis tetap beroperasi dan dapat melanjutkan aktivitasnya dengan minimal gangguan ketika terjadi kejadian yang tidak terduga seperti bencana alam, serangan siber, atau gangguan teknologi lainnya. Dan IT BCP adalah rencana aksi yang mencakup pengembangan, implementasi, dan pemeliharaan sistem, prosedur, dan kebijakan untuk memastikan bahwa bisnis dapat berjalan dengan lancar ketika terjadi kejadian yang merugikan.
IT BCP sangat penting bagi bisnis karena dapat membantu melindungi aset, menjaga kontinuitas operasional, dan meminimalkan kerugian finansial. Ketika terjadi gangguan, bisnis harus memiliki rencana untuk memulihkan sistem dan aplikasi dengan cepat agar dapat melanjutkan aktivitasnya secepat mungkin. IT BCP memungkinkan bisnis untuk memiliki strategi yang terstruktur dan teruji sebelum kejadian yang tidak terduga terjadi. Hal ini dapat membantu bisnis untuk menghemat waktu dan biaya dalam upaya pemulihan.
Menurut sebuah studi dari Gartner, sekitar 70% dari bisnis yang mengalami kejadian yang merugikan seperti bencana alam atau serangan siber, tidak dapat pulih dalam waktu kurang dari tiga hari. Selain itu, sekitar 43% bisnis yang mengalami kerusakan sistem dan data, tidak dapat memulihkan data yang hilang. Dengan adanya IT BCP, bisnis dapat mempercepat pemulihan dan mengurangi kerugian finansial dengan mengurangi downtime dan menghindari kehilangan data yang penting.
IT BCP juga dapat membantu bisnis untuk memenuhi persyaratan peraturan dan kepatuhan. Sebagai contoh, organisasi perbankan di seluruh dunia diwajibkan untuk memiliki rencana IT BCP oleh badan pengawas dan regulator untuk memastikan keamanan dan kesinambungan operasional. Selain itu, IT BCP juga dapat membantu meningkatkan reputasi bisnis dengan menunjukkan kepada klien dan pelanggan bahwa bisnis memiliki strategi yang kuat dan dapat diandalkan dalam menghadapi kejadian yang merugikan.
Baca juga : Tantangan dan Cara Mengatasi dalam Implementasi ISO 27001:2013
Langkah-Langkah Dalam Menerapkan IT BCP
Menerapkan IT BCP dengan baik, diperlukan langkah-langkah yang terperinci dan terstruktur. Hal itu untuk berjalan dengan lancar dan maksimalnya perencanaan yang sudah disusun. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diikuti dalam menerapkan IT BCP:
1. Identifikasi Risiko dan Kebutuhan Bisnis
Langkah pertama dalam menerapkan IT BCP adalah mengidentifikasi risiko dan kebutuhan bisnis terkait dengan TI. Bisnis harus menilai potensi risiko, seperti kegagalan sistem, serangan siber, atau bencana alam, dan mengidentifikasi aplikasi dan data yang kritis untuk kelangsungan operasional. Bisnis juga perlu menetapkan prioritas dan menentukan nilai pemulihan maksimum (maximum recovery point objective/ RPO) dan nilai waktu pemulihan maksimum (maximum recovery time objective/ RTO) untuk setiap aplikasi dan data yang kritis.
2. Buat Tim IT BCP
Setelah mengidentifikasi risiko dan kebutuhan bisnis, selanjutnya bisnis perlu membentuk tim IT BCP. Tim ini harus terdiri dari individu yang memahami risiko TI dan memiliki kemampuan teknis yang cukup untuk melaksanakan rencana tindakan darurat dan memulihkan sistem. Tim IT BCP juga harus melibatkan departemen bisnis lainnya yang terkait dengan TI, seperti keuangan, sumber daya manusia, dan produksi.
Baca juga : Mengenal COBIT, Pengertian, Tujuan dan Pelatihan
3. Rancang Strategi dan Rencana Aksi
Setelah membentuk tim IT BCP, bisnis perlu merancang strategi dan rencana aksi untuk memastikan kelangsungan operasional TI dalam menghadapi bencana alam, serangan siber, atau gangguan teknologi lainnya. Rencana ini harus mencakup kebijakan dan prosedur untuk pemulihan sistem dan operasi, serta teknologi yang diperlukan untuk memulihkan sistem. Bisnis juga harus membuat rencana komunikasi yang jelas dan terstruktur untuk memastikan semua pihak terkait diinformasikan dan terlibat dalam proses pemulihan.
4. Implementasi dan Pengujian
Setelah merancang strategi dan rencana aksi, bisnis harus melaksanakan implementasi dan pengujian. Implementasi harus meliputi konfigurasi peralatan dan sistem, sementara pengujian harus mencakup pengujian keandalan sistem dan prosedur, serta pengujian kesiapan rencana darurat. Pengujian ini harus diulang secara berkala untuk memastikan bahwa sistem dan prosedur selalu siap dan dapat diandalkan dalam menghadapi bencana atau gangguan TI lainnya.
Baca juga : Kupas Tuntas IT Risk Management, Pengertian, Pelatihan, Tujuan dan Silabus
5. Evaluasi dan Peningkatan
Setelah penerapan IT BCP, bisnis perlu melakukan evaluasi dan peningkatan secara berkala. Evaluasi ini meliputi pengukuran keandalan sistem dan prosedur, serta perbandingan hasilnya dengan nilai RPO dan RTO yang telah ditetapkan. Bisnis harus juga melakukan evaluasi risiko dan kebutuhan bisnis secara berkala untuk memastikan risiko yang akan terjadi.
Dalam kesimpulanya, IT BCP sangat penting bagi keberlangsungan sebuah bisnis, agar dapat melindungi sistem informasi dan database bisnis dari insiden yang akan merugikan perusahaan serta untuk memastikan keberlangsungan bisnis sebuah perusahaan dalam situasi darurat.