Android menjadi sistem operasi smartphone yang paling banyak digunakan di Indonesia. Techinasia, situs analisa statistik StatCounter, memaparkan bahwa android mendominasi peredaran smartphone di Tanah Air hingga akhir 2014. Pembagian pasarnya mencapai 59,91 persen.
Sayangnya, pola peningkatan pengguna ini tak selalu berdampak positif. Android menjadi sasaran empuk para pembuat program jahat atau malware.
Dengan malware, para penjahat siber dapat melakukan apa saja. Mulai dari menurunkan performa sistem android, pencegatan pesan, menguras pulsa pengguna, konsumsi data naik tiba-tiba, menyadap panggilan telepon, hingga mencuri informasi pribadi.
Keadaan tersebut kerap kali tak dapat dihindari, mengingat tidak banyak pengguna yang tanggap untuk menghindari sebelum androidnya “keracunan”. Padahal, saat ini ponsel sudah laiknya asisten pribadi, mengingat di dalamnya tersimpan data-data yang bersifat pribadi.
Untuk melindungi data-data tersebut, pengguna android harus mengambil langkah untuk mengantisipasinya. Simak tips berikut:
Mengunduh dari toko aplikasi terpercaya
Sebelum mengunduh aplikasi, Anda harus waspada. Salah satunya dengan mengunduh dari toko aplikasi resmi yang memiliki kredibilitas dalam hal keamanan.
Bila android Anda tidak bisa mengakses toko aplikasi resmi yang disediakan smartphone, Anda dapat mengunduh dari toko aplikasi alternatif yang terpercaya. Toko aplikasi dikatakan terpercaya bukan hanya karena memiliki banyak pengguna tapi juga aman.
Toko aplikasi yang baik biasanya melakukan evaluasi atas setiap aplikasi yang mereka publikasi. Jika ditemukan ada malware dalam aplikasi, izin publikasi bisa saja dicabut.
Salah satu toko aplikasi Android, MoboMarket, sudah menerapkan hal itu. Pengembang aplikasi harus menjalani beberapa langkah sebelum memiliki izin publikasi di toko aplikasi ini.
Lebih lanjut, toko aplikasi ini telah memindai semua aplikasi di dalamnya menggunakan software Baidu Antivirus dan Kaspersky untuk memastikan keamanan setiap aplikasi yang diunduh oleh pengguna.
Jangan unduh yang bajakan
Meski toko aplikasi yang dimiliki pengguna adalah resmi, bukan berarti keseluruhan aplikasinya dapat dipercaya. Toko aplikasi resmi atau pun toko aplikasi alternatif sering kali kebobolan dan menyediakan beragam aplikasi bajakan yang dapat diunduh bebas oleh pengguna.
Masih ingat dengan ramainya pengguna smartphone yang menunggu-nunggu aplikasi BlackBerry Messenger (BBM) untuk android pada 2013 lalu? Saat aplikasi resminya belum tersedia, sudah banyak aplikasi bajakan yang mengecoh banyak pengguna untuk mengunduhnya.
Saat itu, pengguna yang terlanjur mengunduh, hanya mendapat aplikasi yang berupa layanan spamming. Aplikasi bajakan seperti ini bisa saja berisikan malware yang dapat menghapus data dalam smartphone.
Sayangnya, pengguna mudah diiming-imingi aplikasi yang mudah diunduh dan bebas biaya. Untuk mengantisipasinya, jangan malas untuk melihat dulu kolom komentar pengguna lain di bawah deskripsi aplikasi. biasanya, aplikasi yang baik memiliki rating yang tinggi dan komentar positif.
Perbarui software
Pembaruan perangkat lunak pada ponsel berguna untuk memperbaiki kendala, meningkatkan performa, memudahkan pemakaian perangkat hingga peningkatan keamanan pada ponsel. Untuk itu, pastikan untuk memperbarui perangkat lunak saat ada notifikasi pembaruan.
Teliti permintaan permission
Pernah mendapatkan permintaan permission yang mencurigakan? Permintaan ini biasanya ada karena beberapa aplikasi yang telah diunduh. Jangan tergesa-gesa menekan tombol “accept” karena banyak aplikasi yang meminta izin untuk melakukan hal-hal berbahaya atau bahkan menjadi pintu bagi malware.
Pakai antivirus
Untuk meningkatkan sistem keamanan di ponsel android, Anda dapat mengunduh antivirus. Toko aplikasi biasanya menyediakan ratusan aplikasi antivirus tak berbayar. Sebaiknya, pertimbangkan nama-nama antivirus yang sudah terpercaya saja.
Sumber: kompas.com