Banyak Orang Tak Sadar Dihantui Ransomware

Ransomware menjadi tren ancaman cyber terbaru. Laporan terbaru Trend Micro menyebutkan, sejak beredar pertama kali di Rusia sekitar 2005 lalu, Ransomware menjadi perhatian para pengamat keamanan cyber.

Dijelaskan Country Manager Trend Micro Indonesia Andreas Kagawa, Ransomware menyusup ke sistem pengguna dengan cara membonceng malware lain. Dia mampu membajak file-file milik pengguna kemudian mengkompresinya menjadi file zip dan menguncinya sehingga tak bisa dibuka.

Namun ancaman ini jarang sekali disadari oleh pengguna. Umumnya, mereka yang menjadi korban sangat mudah dipancing untuk mengakses tautan yang menggiring mereka ke aksi Ransomware. Apalagi tautan jahat kini juga banyak yang menyamar sebagai tautan dari perusahaan atau lembaga resmi sehingga memperdaya korban.

“Kalau menerima email-email yang gak berhubungan dengan pekerjaan kita misalnya, hati-hati. Malah sekarang emailnya juga bisa menyamar dari sumber resmi. Jadi harus ekstra hati-hati. Email itu akan memancing kita membuka link dan ternyata file kita dikunci. Untuk bisa membukanya, mereka akan minta kita membayar pakai Bitcoin agar tidak mudah di-track,” papar Andreas.

Pada kuartal satu 2015, Trend Micro mencatat aksi Ransomware sangat tinggi, mencapai 16 ribu. Di kuartal kedua angkanya menurun menjadi 13 ribu. Ransomware pun ada banyak jenisnya. Salah satunya yang ditemukan Trend Micro yakni CryptoWall Ransomware. Jenis ini semakin sering digunakan untuk membidik target-target baru di ranah kejahatan cyber.

Untuk menghindari serangan ini, Trend Micro pun memberikan tips mudah seperti melakukan backup file penting hingga 2-3 file di lokasi penyimpanan yang berbeda, mem-bookmark situs-situs favorit yang paling sering dikunjungi, melakukan verifikasi sumber email yang datang dan terakhir memperbarui software keamanan.


Sumber: detik.com

Rate this post

Bagikan:

[yikes-mailchimp form=”2″]

× Apa yang bisa kami bantu?