Di dunia digital yang serba terhubung, komunikasi bisnis terjadi setiap saat melalui email, panggilan VoIP, atau chat online. Tapi, tahukah Anda bahwa percakapan ini bisa diam-diam disadap oleh peretas? Teknik ini disebut eavesdropping, yaitu penyadapan jaringan untuk mencuri informasi tanpa disadari korban.
Bayangkan jika data penting perusahaan, seperti strategi bisnis atau informasi pelanggan, jatuh ke tangan yang salah. Serangan ini sering kali terjadi tanpa meninggalkan jejak, sehingga banyak korban baru menyadarinya ketika kerugian sudah terjadi.
Bagaimana cara peretas melakukan eavesdropping? Apa saja yang bisa mereka curi? Dan yang terpenting, bagaimana cara melindungi komunikasi bisnis Anda agar tetap aman? Simak pembahasannya dalam artikel ini!
Apa Itu Eavesdropping?
Eavesdropping adalah teknik peretasan di mana pelaku menguping komunikasi digital tanpa izin. Bayangkan ada seseorang yang diam-diam mendengarkan percakapan telepon atau membaca pesan yang Anda kirim.
Dalam dunia siber, hal ini bisa terjadi ketika peretas menyadap data yang dikirim melalui internet atau jaringan komputer.
Serangan ini bisa terjadi di berbagai tempat, misalnya:
- WiFi publik yang tidak aman, seperti di kafe atau bandara.
- Jaringan perusahaan yang keamanannya lemah.
- Komunikasi tanpa enkripsi, seperti email biasa atau panggilan VoIP.
Peretas menggunakan alat khusus untuk menangkap dan membaca data yang sedang dikirim. Jika data tersebut tidak dienkripsi, mereka bisa dengan mudah mencuri informasi penting seperti password, data keuangan, atau rahasia bisnis.
Eavesdropping seperti seseorang yang menguping pembicaraan pribadi Anda, namun hal ini terjadi di dunia digital!
Baca juga : 5 Cara Ampuh Hindari Serangan Siber Saat Musim Liburan
5 Teknik Serangan Eavesdropping
Peretas punya berbagai cara untuk menyadap komunikasi digital. Berikut adalah beberapa teknik yang sering digunakan dalam serangan eavesdropping:
-
Passive Eavesdropping
Ini adalah teknik menguping secara diam-diam tanpa mengganggu jaringan. Peretas hanya mendengarkan lalu lintas data yang lewat dan menangkap informasi berharga, seperti email, pesan, atau data login. Karena tidak meninggalkan jejak, serangan ini sulit dideteksi. -
Active Eavesdropping
Teknik ini lebih agresif karena peretas tidak hanya mendengarkan, tetapi juga ikut campur dalam komunikasi. Mereka bisa memanipulasi data atau mengarahkan korban ke jaringan palsu agar lebih mudah mencuri informasi. Salah satu cara yang paling sering digunakan adalah man-in-the-middle attack (MITM), di mana peretas menyamar sebagai pihak tepercaya untuk mencuri data. -
Packet Sniffing
Peretas menggunakan alat khusus seperti Wireshark untuk menangkap dan membaca data yang sedang dikirim melalui jaringan. Jika data tersebut tidak dienkripsi, mereka bisa dengan mudah mencuri informasi sensitif seperti password, detail transaksi, atau dokumen penting. -
Phone Tapping
Teknik ini menargetkan komunikasi suara, seperti panggilan telepon atau VoIP. Peretas bisa menyadap percakapan dengan mengakses jaringan telekomunikasi atau bahkan mengaktifkan mikrofon perangkat tanpa sepengetahuan pengguna. Jika perangkat tidak memiliki perlindungan yang baik, pelaku bisa mendengarkan semua percakapan secara real-time. -
Radio Frequency Interception
Serangan ini menyadap komunikasi nirkabel seperti sinyal WiFi, Bluetooth, atau perangkat IoT yang tidak diamankan dengan baik. Peretas bisa menangkap data yang dikirim melalui frekuensi radio dan menggunakannya untuk mencuri informasi pribadi atau mengontrol perangkat dari jarak jauh. Karena banyak perangkat modern menggunakan komunikasi nirkabel, teknik ini menjadi ancaman serius jika tidak ada perlindungan yang memadai.
Baca juga : 9 Strategi Retensi Data Untuk Melindungi Data Sensitif
Contoh Kasus Serangan Eavesdropping
Serangan eavesdropping bukan sekadar ancaman di dunia maya, tetapi telah banyak kasus nyata yang membuktikan betapa berbahayanya penyadapan data tersebut. Berikut beberapa contoh yang pernah menghebohkan dunia bisnis dan pemerintahan:
1.Skandal NSA dan Penyadapan Pemimpin Dunia
Pada 2013, dunia dikejutkan oleh bocoran dokumen dari Edward Snowden yang mengungkap bahwa NSA (National Security Agency) Amerika Serikat menyadap komunikasi berbagai pemimpin dunia, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel. NSA juga diduga memata-matai perusahaan besar untuk kepentingan ekonomi. Kasus ini membuktikan bahwa eavesdropping bisa digunakan sebagai senjata dalam dunia politik dan bisnis.
2.Sony Pictures Diretas, Data Rahasia Bocor (2014)
Serangan terhadap Sony Pictures Entertainment pada 2014 tidak hanya sekadar peretasan biasa. Para hacker berhasil mencuri dan membocorkan ribuan email eksekutif, informasi karyawan, hingga rencana bisnis perusahaan. Ada dugaan bahwa serangan ini melibatkan eavesdropping pada komunikasi internal, yang akhirnya menyebabkan skandal besar dan kerugian miliaran dolar bagi Sony.
3.Pegasus Spyware, WhatsApp Jadi Alat Penyadapan (2019)
Tahun 2019, ditemukan bahwa spyware Pegasus digunakan untuk menyadap komunikasi melalui WhatsApp. Serangan ini menargetkan jurnalis, aktivis, hingga tokoh politik di berbagai negara. Pegasus memungkinkan peretas mengakses mikrofon dan kamera perangkat tanpa sepengetahuan korban, sehingga mereka bisa mendengarkan percakapan dan mencuri data pribadi.
4.DarkHotel Attack – Penyadapan di WiFi Hotel
Bagi pebisnis atau eksekutif yang sering menginap di hotel, sarangan ini jadi peringatan serius. Peretas menyusup ke jaringan WiFi hotel dan menyadap komunikasi tamu yang menggunakan koneksi tersebut. Teknik ini sering digunakan untuk mencuri data rahasia para petinggi perusahaan global.
5.Cambridge Analytica – Manipulasi Data Pengguna Media Sosial (2018)
Kasus Cambridge Analytica memang lebih terkenal sebagai skandal penyalahgunaan data, tetapi ada indikasi penggunaan teknik penyadapan digital untuk mengumpulkan informasi pengguna media sosial. Data yang dikumpulkan digunakan untuk mempengaruhi opini publik dalam kampanye politik di berbagai negara, termasuk pemilu Amerika Serikat.
Dari kasus-kasus di atas, kita bisa melihat bahwa eavesdropping bukan hanya ancaman bagi individu, tapi juga bagi perusahaan dan bahkan negara. Itulah mengapa penting untuk selalu menjaga keamanan komunikasi dan menghindari celah yang bisa dimanfaatkan peretas.
7 Cara Mencegah Serangan Eavesdropping
Serangan eavesdropping bisa sangat merugikan, tetapi ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk melindungi data dan komunikasi perusahaan. Dengan langkah-langkah ini, peretas akan kesulitan menyadap jaringan Anda.
1.Gunakan enkripsi data
Pastikan semua komunikasi dan data yang dikirim melalui jaringan menggunakan enkripsi end-to-end. Dengan enkripsi, meskipun peretas berhasil menyadap data, mereka tidak bisa membacanya. Beberapa metode enkripsi yang bisa digunakan antara lain:
- TLS (Transport Layer Security) untuk melindungi komunikasi online.
- VPN (Virtual Private Network) untuk mengamankan koneksi internet, terutama saat menggunakan WiFi publik.
- PGP (Pretty Good Privacy) untuk mengenkripsi email agar lebih aman dari penyadapan.
- Terapkan firewall dan IDS/IPS
Firewall seperti penjaga gerbang yang memeriksa siapa saja yang boleh masuk dan keluar dari jaringan Anda. Ditambah dengan intrusion detection system (IDS) dan intrusion prevention system (IPS), Anda bisa mendeteksi serta mencegah aktivitas mencurigakan sebelum terjadi serangan.
2.Gunakan network segmentation
Bayangkan kantor Anda hanya memiliki satu pintu akses, jika ada pencuri yang masuk, sehingga mereka bisa ke mana saja. Dengan membagi jaringan menjadi beberapa segmen, akses menjadi lebih terbatas. Jadi, meskipun satu bagian jaringan diretas, peretas tidak bisa langsung mengakses seluruh sistem perusahaan.
3.Lakukan network monitoring secara berkala
Pantau lalu lintas jaringan secara rutin dengan menggunakan network traffic analysis (NTA) untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan. Jika ada pola yang tidak biasa, seperti lonjakan data yang tidak wajar atau koneksi ke alamat IP asing, segera lakukan investigasi lebih lanjut sebelum terjadi serangan.
4.Hindari jaringan WiFi publik
WiFi gratis di kafe atau bandara memang praktis, tapi juga jadi tempat favorit bagi peretas untuk mencuri data. Jika terpaksa harus menggunakan jaringan publik, pastikan Anda selalu mengaktifkan VPN agar koneksi tetap terenkripsi dan aman dari penyadapan.
5.Edukasi karyawan tentang keamanan siber
Serangan eavesdropping sering terjadi bukan karena teknologi yang lemah, tetapi karena kelalaian manusia. Misalnya, ada karyawan yang tanpa sadar mengeklik tautan phishing atau menggunakan kata sandi yang mudah ditebak. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pelatihan keamanan siber secara berkala agar seluruh tim tahu bagaimana cara melindungi data perusahaan.
6.Gunakan solusi keamanan yang lengkap
Melindungi jaringan perusahaan bukan sekadar memasang firewall atau menggunakan VPN. Untuk perlindungan yang benar-benar efektif, Anda butuh solusi keamanan yang terintegrasi, seperti Cloudmatika Cyber Protection.
Layanan ini membantu menjaga keamanan data dengan cara:
- mendeteksi ancaman lebih cepat melalui monitoring keamanan real-time
- memastikan data tetap aman dengan backup dan recovery otomatis
- memungkinkan tim IT mengelola keamanan dari mana saja secara fleksibel
Dengan perlindungan yang menyeluruh, Anda bisa fokus menjalankan bisnis tanpa harus khawatir dengan risiko penyadapan atau pencurian data.
Baca juga : Waspada Data Breach: Penyebab, Dampak, dan Strategi Pencegahan yang Harus Anda Ketahui
Jangan Biarkan Peretas Menguping Data Perusahaan Anda
Serangan eavesdropping bisa terjadi kapan saja tanpa disadari. Dengan satu celah keamanan, peretas bisa menyadap komunikasi bisnis, mencuri informasi penting, atau bahkan merusak reputasi perusahaan. Jadi, bagaimana cara melindungi data perusahaan dari ancaman ini?
1.Bekali tim dengan pengetahuan keamanan siber
Banyak serangan terjadi karena kurangnya kesadaran akan ancaman siber. ITGID menyediakan pelatihan yang bisa membantu tim Anda lebih waspada dan siap menghadapi serangan, seperti:
- Cyber Security Awareness agar karyawan lebih paham tentang ancaman seperti phishing yang bisa membuka celah bagi peretas.
- Ethical Hacking (CEH) untuk tim IT yang ingin belajar cara berpikir seperti hacker agar bisa mencegah serangan sebelum terjadi.
- CISSP Certification bagi profesional keamanan siber yang ingin mendalami strategi perlindungan data perusahaan.
2.Perkuat keamanan jaringan perusahaan
Selain memiliki tim yang paham risiko siber, perusahaan juga butuh sistem keamanan yang kuat. ITGID bisa membantu dengan:
- Pemasangan firewall dan IDS/IPS untuk memantau dan mencegah serangan.
- Enkripsi komunikasi bisnis agar data tetap aman dari penyadapan.
- Network segmentation supaya serangan tidak mudah menyebar ke seluruh jaringan.
3.Tingkatkan keahlian dengan sertifikasi keamanan siber
Jika ingin lebih siap menghadapi ancaman siber, tim IT bisa mengikuti pelatihan sertifikasi dari ITGID, seperti:
- CISSP untuk manajemen keamanan siber tingkat lanjut.
- CEH untuk memahami teknik hacking dan cara mencegahnya.
Keamanan siber bukan hanya soal teknologi, tapi juga kesiapan tim dalam menghadapinya. Dengan pelatihan dan strategi yang tepat, perusahaan bisa lebih tenang dalam melindungi data dari serangan eavesdropping.
Jangan tunggu sampai terjadi kebocoran data! Hubungi ITGID sekarang dan temukan solusi terbaik untuk melindungi jaringan perusahaan Anda.
Baca juga : Metode Anonimisasi dan Strategi Amankan Data Pribadi 2025
Kesimpulan
Eavesdropping adalah ancaman siber yang bisa terjadi tanpa disadari, mengintai komunikasi bisnis, dan mencuri data sensitif perusahaan. Dengan teknik seperti packet sniffing, man-in-the-middle attack, hingga phone tapping, peretas dapat mengakses informasi berharga dan membahayakan bisnis Anda.
Namun kabar baiknya, serangan ini bisa dicegah! Menggunakan enkripsi, firewall, segmentasi jaringan, dan edukasi karyawan adalah langkah penting untuk memperkuat keamanan. Tidak hanya itu, kombinasi antara solusi teknologi dan peningkatan keterampilan tim IT akan memberikan perlindungan yang lebih maksimal.
ITGID siap membantu perusahaan Anda dengan pelatihan dan sertifikasi keamanan siber agar tim lebih waspada terhadap ancaman seperti eavesdropping. Sementara itu, Cloudmatika Cyber Protection juga bisa menjadi solusi keamanan yang langsung diterapkan untuk melindungi jaringan dan data bisnis Anda.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
- Apa bedanya passive dan active eavesdropping?
Passive eavesdropping seperti menguping diam-diam tanpa mengganggu jaringan.
Active eavesdropping lebih agresif, peretas bisa mengubah atau mengalihkan lalu lintas data untuk mencuri informasi. - Apakah eavesdropping hanya terjadi di jaringan WiFi?
Tidak. Serangan ini juga bisa terjadi di jaringan seluler, panggilan VoIP, email yang tidak terenkripsi, atau bahkan melalui malware yang sudah ada di perangkat. - Bagaimana cara mengetahui apakah jaringan saya sedang disadap?
Anda bisa menggunakan alat seperti Wireshark untuk memantau lalu lintas jaringan atau sistem IDS/IPS yang bisa mendeteksi aktivitas mencurigakan secara otomatis. - Apakah menggunakan VPN sudah cukup untuk mencegah eavesdropping?
VPN memang membantu mengenkripsi koneksi internet, tapi tidak bisa menjamin keamanan sepenuhnya jika perangkat sudah terinfeksi malware atau VPN yang digunakan tidak terpercaya. - Bagaimana cara menjaga komunikasi bisnis tetap aman?
- Gunakan enkripsi untuk email dan panggilan.
- Pastikan hanya perangkat yang terpercaya yang bisa mengakses jaringan perusahaan.
- Terapkan kebijakan keamanan siber yang ketat di lingkungan kerja.
Jika masih ragu atau ingin perlindungan yang lebih baik, Anda bisa berkonsultasi dengan ITGID untuk pelatihan keamanan siber atau menggunakan Cloudmatika Cyber Protection agar jaringan perusahaan tetap aman dari serangan eavesdropping.
Gratis Asesmen Keamanan TI Spesial Ramadan 2025!
Proxsis Infra menghadirkan layanan asesmen keamanan TI yang dirancang untuk melindungi sistem dan data penting bisnis Anda dari ancaman siber. Di bulan Ramadhan ini, kami memberikan kesempatan eksklusif untuk mengikuti asesmen keamanan GRATIS, membantu organisasi Anda mengukur tingkat keamanan infrastruktur TI secara menyeluruh.
Manfaat utama yang Anda dapatkan:
- Identifikasi celah keamanan yang berisiko
- Rekomendasi langkah perbaikan dari para ahli
- Meningkatkan kepercayaan klien dan mitra bisnis
- Membuka peluang karir di bidang keamanan TI melalui pemahaman nyata tentang standar terbaik industri
Tak hanya membantu perusahaan Anda lebih aman, layanan ini juga menjadi langkah awal untuk meningkatkan kompetensi profesional Anda di bidang IT Security, yang saat ini menjadi salah satu keahlian paling dicari di dunia kerja.
Jangan lewatkan momen Ramadhan penuh berkah ini!
Amankan sistem TI Anda GRATIS, raih kepercayaan bisnis, dan tingkatkan daya saing di industri digital.
Segera hubungi Admin Proxsis IT Group di WA: 082199971540
Tempat terbatas—amankan slot asesmen gratis Anda sekarang!