Mitos-mitos Teknologi yang Tak Sepenuhnya Benar

Teknologi sering disebut bertalian dengan fakta yang jelas dan ilmiah. Kendati demikian, pengguna teknologi saat ini tidak selalu demikian.

Buktinya, masih banyak mitos yang ada di sekitar pengguna smartphone dan dipercayai sebagai hal yang benar. Salah satunya adalah mitos mengenai bahaya mengisi daya smartphone semalaman, atau pun kualitas layar ditentukan dengan resolusi yang digunakan.

Meskipun tidak didukung bukti dan penjelasan ilmiah yang cukup, masih banyak pengguna yang memercayai hal tersebut.

Oleh sebab itu, mengutip informasi dari Business Insider, Minggu (13/3/2016), dirangkum beberapa mitos teknologi yang masih dipercaya beserta penjelasannya.

1. Komputer Mac tidak bisa diserang virus

Beberapa tahun lalu, tidak sedikit orang yang mengaitkan perangkat Mac sebagai perangkat bebas virus. Namun nyatanya, dalam beberapa tahun terakhir perangkat besutan Apple tersebut mulai jadi sasaran para pengembang malware.

Hal ini juga akhirnya diakui oleh Apple sebagai pembesut, terlebih setelah ada serangan Trojan yang menjangkiti ribuan perangkat Mac pada 2012.

Bahkan, tahun lalu, serangan malware yang mengincar perangkat Mac meningkat drastis, melebihI jumlah keseluruhan serangan malware ke Mac OS X dari 2010 sampai 2014.

Tak hanya itu, dalam laporan terbaru, salah satu malware penyandera data, ransomware,juga dikabarkan mulai menyasar perangkat Mac. Serangan malware bernama KeRanger ini merupakan yang pertama kali terjadi di perangkat Mac.

2. Mode peramban incognito bukan berarti pengakses menjadi tak kelihatan

Sampai saat ini tak dapat dipungkiri ada sebuah miskonsepsi mengenai istilah mode ‘incognito‘ atau ‘private‘ yang diartikan sebagai akses dengan akun anonim. Namun, maksud dari kedua mode tersebut tidaklah demikian.

Mode tersebut sebenarnya tidak membuat seseorang seolah tak terlihat ketika mengakses sebuah situs, melainkan peramban tidak akan melacak riwayat penjelajahan, menyimpanbookmarks, atau pun masuk otomatis pada akun yang biasa diakses.

Fitur ini membantu mencegah orang asing mengakses informasi situs atau pun akun pribadi ketika mengakses internet di perangkat orang lain. Namun, bukan berarti fitur ini dapat menyembunyikan identitas pengakses maupun ISP yang digunakan.

3. Baterai akan cepat rusak apabila terus diisi ulang

Salah satu mitos yang masih banyak dipercaya pengguna smartphone adalah baterai akan mengalami kerusakan apabila masih diisi daya meskipun kapasitas sudah penuh. Namun, faktanya tidak ada bukti ilmiah pengisian daya berlebihan dapat menghancurkan baterai.

Hal ini didukung oleh fakta bahwa saat ini hampir seluruh smartphone telah menggunakan baterai lithium-ion. Jenis baterai tersebut ternyata memiliki kemampuan untuk berhenti mengisi daya ketika baterai sudah penuh.

4. Pengisian daya iPhone dilakukan setelah baterai benar-benar habis

Mitos lain terkait baterai yang cukup populer adalah iPhone sebaiknya harus diisi ketika kondisi baterai berada dalam kosong. Namun, Apple sebagai pembesut ternyata membantah hal tersebut.

Perusahaan asal Cupertino ini menuturkan bahwa baterai yang digunakan pada iPhone memungkinan pengguna mengisi daya kapan saja. Apple berasalan, baterai lithium-ion yang digunakan itu bekerja pada sebuah siklus pengisian daya.

Jadi, ketika pengguna sudah menyelesaikan satu siklus pengisian daya, iPhone yang sudah berkurang dayanya dapat langsung diisi ulang, tanpa perlu menunggu kondisismartphone sampai mati.

5. Besarnya megapiksel tak selalu menentukan kualitas kamera

Saat ini hampir sebagian besar pengguna melihat kualitas kamerasmartphone berdasarkan ukuran megapiksel yang disematkan–makin besar megapiksel maka semakin bagus. Padahal ukuran megapiksel tidak selalu menanjikan kemampuan kamera yang lebih baik.

Faktor lain yang juga memengaruhi kemampuan kamera adalah sensor yang digunakan untuk menangkap cahaya. Oleh sebab itu, kamera dengan resolusi 8MP dan 12MP dapat menghasilkan hasil foto yang kurang lebih sama.

Namun, perlu diketahui, semakin besar sensor yang digunakan turut berpengaruh pada hasil piksel yang juga semakin besar. Jadi, sebuah kamera tak hanya ditentukan dari besarnya megapiksel, melainkan jumlah piksel yang bisa dihasilkan.

6. Smartphone dengan resolusi layar besar tidak selalu lebih baik

Sama seperti kamera, sebagian pengguna smartphone percaya bahwa resolusi layar yang lebih besar akan berpengaruh pada kualitas layar. Sebab, resolusi yang lebih besar selalu dikaitkan dengan layar yang lebih baik.

Salah satu alasannya adalah mata manusia tidak bisa melihat detail lebih dari 300 piksel per inci. Olah karena itu, tampilan dengan kualitas di atas 300 piksel akan terlihat sama di mata manusia.

Atas dasar itu, perusahaan seperti Apple, saat ini lebih fokus pada pengembangan teknologi layar yang lebih cerah, ketimbang layar dengan kemampuan luar biasa.

7. Tidak perlu mematikan komputer tiap hari

Beberapa pengguna mungkin percaya bahwa tidak seharusnya sebuah komputer dimatikan setiap hari. Tak sedikit pengguna komputer lebih memilih masuk ke mode sleep ketimbang mematikan komputer dengan berbagai alasan.

Namun, kebiasaan itu ternyata dapat mempersingkat ketahanan sebuah komputer. Menurut situs Life Hacker, mematikan PC secara berkala ketika tidak digunakan dapat lebih menghemat daya dan membuat beberapa komponen beristirahat. Kebiasaan ini dapat membuat komponen maupun PC secara keseluruhan akan lebih tahan lama.

8. Meletakkan magnet di dekat komputer akan hapus seluruh data

Mitos ini tidak sepenuhnya salah, tapi dibutuhkan sebuah magnet yang sangat besar untuk dapat menghapus data dari hard drive komputer. Seorang ahlI komputer menuturkan, komputer modern baru akan benar-benar rusak ketika berhadapan dengan magnet yang benar-benar kuat.

Selain itu, medan dari magnet tersebut harus benar-benar fokus pada perangkat yang dituju. Oleh sebab itu, magnet yang biasa ditempelkan di kulkas tidak akan memengaruhi penyimpanan hard drive komputer.

9. Ponsel dapat sebabkan kanker otak

Radiasi dari ponsel memang dapat diserap oleh jaringan manusia, tapi tidak ada bukti yang cukup kuat untuk menjelaskan radiasi itu dapat memicu sel-sel kanker. National Cancer Institute menuturkan bahwa efek radiasi dari ponsel yang berpengaruh pada jaringan otak dan lainnya, memang masih jadi perhatian.

Kendati demikian, sampai saat ini belum ada bukti bahwa sel dari manusia, atau pun hewan yang terpengaruh radiofrekuensi terjangkit sel kanker.

10. Jumlah indikator sinyal tak menjamin kualitas lebih baik

Tak sedikit pengguna smartphone yang mengaitkan jumlah batang pada indikator sinyal sebagai penanda kualitas jaringan. Namun, informasi dari indikator sinyal sebenarnya tidak memberikan informasi semacam itu.

Indikator sinyal di smartphone pada dasarnya hanya memberikan informasi mengenai posisi pengguna dengan menara jaringan terdekat. Sementara kualitas jaringan juga dipengaruhi oleh jumlah pengakes internet yang berada dalam satu jaringan.

Sumber berita: liputan6.com
Sumber foto: abovethelaw.com

Rate this post

Bagikan:

[yikes-mailchimp form=”2″]

× Apa yang bisa kami bantu?